Rabu, 03 Agustus 2016

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL


Nama: Dimas Aditya Riyadi

NPM : 22212113

Kelas: 4eb17

           

Pengertian Analisa Laporan Keuangan
                Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana. Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :

1.    Rasio Likuiditas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu:

1)      Current Ratio, merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. 
2)      Acid Test Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
3)      Cash Position Ratio, dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak.
 
2.    Rasio Solvabilitas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang digunakan. yaitu :

1)      Total Debt To Equity Ratio, merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
2)      Total Debt To Total Assets Ratio, rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
3)      Long Term Debt To Equity, ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
4)      Long Term Debt To Total Assets, untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber hutang jangka panjang.

3.    Rasio Profitabilitas

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :

1)      Return On Equity (ROE), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.
2)      Return On Assets (ROA), mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
3)      Net Profit Margin, merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
4)      Gross Profit Margin, merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
            Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Terdapat dua alat penting dalam melakukan analisis keuangan :

a.    Analisis Rasio
     Analisis ini mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiscal yang lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.

Ada dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam lingkunganinternasional :
a)         Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yangsignifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari Negarayang berbeda?
b)        Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi localmemperngaruhi interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai “ daya banding akuntansi”? Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perberdaan besar antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal darifactor akuntansi dan non akuntansi.
c)         Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip- prinsip akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan saham di Bursa- bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan kaki yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non AS.

       Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh emiten asing yangdisusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528 emiten non AS yang ditelitimengungkapkan perbedaan yang material antara laba yang dilaporkan laporan keuangannyamereka dengan laba bersih menurut GAAP AS. Lima jenis perbedaan laporan keuangan yangdiungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :

1)      Depresiasi dan amortisasi
2)      Biaya yang ditangguhkan
3)       Pajak tangguhan
4)       Pensiun
5)       Transaksi mata uang asing 

       Penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari 2/3 emiten yang mengungkapkan perbedaan labayang material melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan denganlaba menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan labalebih besar dari 25%. dua puluh lima dari 87 emiten yang melaporkan bahwa laba berdasarkan GAAP AS lebih besar daripada berdasarkan GAAP non AS melaporkan perbedaan lebih besar dari 25%. Hasil yang sam juga ditemukan untuk rekonsiliasi ekuitas pemegang saham. Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC ini menunjukan bahwa perbedaan laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS sangat material untuk kebanyakan perusahaan. 

b.    Analisis Arus Kas
Analisis ini berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktifitas operasi, investasi dan pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodic. Misalkan, apakah perusahaan telah menghasilkan arus kas yang positif dari operasinya.
Laporan arus kas yang sangat mendetal sangat diwajibkan menurut GAAP AS, GAAPInggris, IFRS, dan standar akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya semakin bertambah.Ukuran-ukuran yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khusunya dalam analisisinternasional karena tidak telalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, biladibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan arus kas tidak disajikan,sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus kaslainya dengan menyelesaikan laba berbasis actual. 

Peluang dan Tantangan dalam Analisis Lintas Batas
            Analisis keuangan lintas batas mencakup berbagai wilayah yurisdiksi. Sejumlah Negara memiliki perbedaan yang sangat besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, system hukum dan undang-undang, sifat dan ruang lingkup resiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.
            Analisis dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Di satu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh dunia.
            Terlepas dari konradiksi yang masih terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan penilaian keuangan internasional semakin menurun dan pandangan pada analisis secara umum masih positif. Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan perusahaan-perusahaan untuk menarik investor dan kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut.

Kerangka Dasar Analisis Usaha
            Palepu, Bernard, dan Healy membuat suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha debgan menggunakan data laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri dari empat tahap analisis:

1)     Analisis strategi usaha
2)     Analisis akuntansi
3)     Analisis keuangan
4)     Analisis prospektif
 
Analisis Strategi Usaha Internasional
            Analisis strategi usaha merupakan langkah penting dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memerikan pemahaman kualitiatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Hal ini memastikan bahwa analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan perspektif holistik. Dengan mengidentifikasikan faktor pendorong laba dan risiko usaha yang utama, analisis strategi usaha membantu para analis untuk membuat peralaman yang realistis. Analisis strategi usaha sering kali rumit dan sukar dilakukan dalam lingkungan internasional.

Analisi Akuntansi
            Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebujakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lungkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.
Langkah-langah dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:


1)      identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
2)      Analisislah fleksibilitas akuntansi
3)      Evaluasilah strategi akuntansi
4)      Evaluasilah kualitas pengungkapan
5)      indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah
6)      Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi
 
Analisis Laporan Keuangan Internasional (ALKI)
            Diperlukan karena adanya kecenderungan meningkatnya investasi internasional dan dilakukan dengan maksud agar data keuangan dapat dibandingkan. Sumber informasi untuk analisis laporan keuangan internasional adalah :

Ø  Laporan keuangan, jadwal pendukung serta catatan atas laporan keuangan
Ø  Latar belakang kekayaan perusahaan dan pengungkapannya

 Teknik-teknik analisis Keuangan Internasional yang telah dipakai adalah :

Ø  Analisa Trend
            Membandingkan item-item data secara periodic selama 2 tahun atau lebih seperti trend laba, debt rating, perubahan revenue, pertumbuhan geometric dsb.

Ø  Analisa Rasio
            Membandingkan item satu dengan item yang lain laporan keuangan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang sama tentang profitabilitas perusahaan, leverage, likuiditas dan efisiensi.

Kesulitan dan Kelemahan dalam Analisis Laporan Keuangan Internasional
1.      Akses informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya. 

2.      Ketepatan waktu informasi
            Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
1)      Hambatan bahasa dan terminology.
2)      Masalah mata uang asing.
3)      Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
 
Referensi:
https://shelmi.wordpress.com/2009/03/04/rasio-%E2%80%93-rasio-keuangan-perusahaan/


 

 

 

 

Selasa, 22 Maret 2016

International Accounting

Name : Dimas Aditya Riyadi
Class : 4EB17
NPM : 22212113

IFRS In Germany
 
After the end of world war 2, accounting in germany always changed. Before the world war, bussines accounting used national and sectional account, they are looked from France which already used that system. The system changed again in 1965, which used english-american ide for the bussines financial report. In 1969 the bussines organization need the management’s report and audit regulation to be some juristical requirement in Corporate Publicity Law. In the beginning of 1970’s, europa union has been make some instruction to coordination all the countries in europa. In december 1985 from the Comprehensive Accounting Act, the command number four, seven and eight are becoming the rules in Germany. In 1998 there are two new regulation. The first one was talk about the possibility for the bussines organization which make equity or liabilities in the stock market to used international accounting principle, and the second is talk about the possibility for the bussines organization to make some standart in the financial’s consolidation report. Tax regulation also determine the commercial’s accounting. Like there is some regulation which talk about depreciation. It must be reported in finacial’s report. There is no differences betwen the taxation’s financial report or commercial’s financial report.

The Regulation

Before 1998, germany don’t have any standart for organizing financial’s accounting. The german institute gave some consultation for the various process to make regulation in accounting and financial’s report. After that the germany accounting standarts comminte has established by the judiciary ministry. The making of the financial’s report in germany was same as in the england or USA. In 2003, the germany accounting standart board used some new strategy which make some globaly accounting standart. This standart recognized about requirements from europa union for the registered companies. And the financial accounting control act was established in 2004 to increased the obidience of the rwquirements financial’s report in germany and IFRS for the registered companies.

The Financial’s Report
The regulations has confirmed some requirement in accounting, audit and financial’s report which depend on the characteristics from the company. There are big company, middel company and small company. The big company should make some finalcial’s report which make some form, like balancesheet, income statement, notes, management’s report and auditor report. For the small company the should make some simple report. All of them are similar in other country. The speciality from the financial’s report in Germany is they have some report from the auditor for the management and controller. All of teh companies should be used IFRS for the making of consolidation financial’s report for his company or they make private report for his own which require all of the HGB rule. From the commercial Code (HGB), the mothode of buying or acquisition are the basic rule, but the pooling of interest are depend on the condition.

All of the companies in Germany should make his financial’s report. They can used IFRS for the rule on the financial’s report making or they used germany regulation for the consolidation. And all the watcher or reader should becareful whe they read the financial’s report. They must be know about what regulation has been choosed from the company.
 
Referensi :
Akuntansi Internasional by Frederick Choi