JAKARTA
KEBANJIRAN!!! TAPI DAPAT DIATASI...
Banjir
merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat perkotaan,
seperti di Jakarta. Pada prinsipnya, air harus bisa dialirkan ke sungai
kemudian menuju ke laut atau menyerap kembali ke dalam tanah. Air yang terdapat
di permukaan berasal dari air hujan, limbah rumah tangga dan pabrik. Banjir
sangat merugikan masyarakat, karena menimbulkan wabah penyakit, kemacetan
bertambah, sampah-sampah dan lumpur yang berasal di sungai berserakan di jalan,
di pedesaan, banjir dapat menyebabkan lahan pertanian terendam dan akhirnya
mengalami gagal panen atau puso. Fenomena banjir yang terjadi, seolah-olah kita
tidak mau belajar dari pengalaman kita, dimana ada suatu negara yang sering mengalami banjir rob, karena sebagian daratan Negara tersebut berada di
bawah permukaan laut, negara tersebut dapat membendung banjir rob dengan dam. Apakah kualitas sumber
daya manusia kita kurang potensial?
Beberapa
hal yang menyebabkan banjir terjadi, sebagian besar, karena kesalahan manusia
dan sistem pengaturan tata kota dan banjir kiriman dari daerah dengan permukaan
yang lebih tinggi. Sebagai contoh banyaknya masyarakat yang kurang sadar diri
dengan membuang sampah di sungai, selain itu munculnya daerah slum (kumuh) di
bantaran sungai, kedua hal tersebut menyebabkan menurunnya jumlah debit air
yang dapat tertampung karena air terhambat oleh sampah dan daya tampung menurun
karena sungai semakin kecil.
Cara
yang selama ini dilakukan pemerintah kota, belum cukup efektif, bahkan hanya
menyebabkan pemborosan APBN tanpa hasil yang memuaskan, karena pemeliharaannya
tidak dilakukan secara berkelanjutan, bahkan mungkin hanya pada saat musim
penghujan saja. Dalam menanggulangi banjir, dibutuhkan peran serta baik
pemerintah kota maupun masyarakat. Pemerintah kota seharusnya secara rutin
memberikan penyuluhan tentang banjir, dari sebab terjadinya banjir, akibat
banjir, dan cara penanggulangan banjir. Beberapa cara penanggulangan banjir
antara lain, dengan menimbulakan kembali budaya gotong royong pada masyarakat,
sehingga penyempitan sungai yang disebabkan oleh sampah atau lumpur dapat
teratasi, selain itu masyarakat harus di sosialisasikan cara minimasi sampah
dengan cara Reuse, Reduce dan Recycle. Dengan kedua cara diatas, menurut kami
cukup efisien dalam mencegah lumpur dan sampah masuk ke sungai.
Cara penanggulangan banjir
yang selama ini melanda kota besar seperti Jakarta, seharusnya peranan warga
itu sendiri paling besar untuk mengatasi masalah ini dengan secara bersama
menjaga saluran air agar tidak terpenuhi oleh sampah. Pemerintah pun juga harus
memperbaiki tata kota pada sistem pengaliran air sungai yang telah dangkal
akibat dari pengendapan lumpur dan sampah yang ada di dasar sungai dengan
melakukan pengerukan dasar sungai
secara berkelanjutan. Serta memberikan penertiban pada
warga yang menempati bantaran sungai, sehingga aliran sungai dapat dengan
lancar mengalir dan tidak adanya lagi pembuangan sampah secara langsung ke
sungai.
Oleh Dimas Aditya, Candra Wibowo dan Risky Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar